Kabilah-kabilah dari Bangsa Sam yang berhijrah dari Semenanjung Arab beranak-pinak di Palestina dan Al-Quds sejak tahun 3000 SM. Bangsa Kan’an lebih memilih dataran rendah, sedangkan Bangsa ‘Amori lebih memilih berdomisili di pegunungan.
Bangsa Jabous telah membangun kota Al-Quds lalu menamainya Kota Jabous, kemudian diganti Ursalem, sampai sekarang peninggalan Bangsa Jabous masih dapat kita temui di pusat kota Palestina, berupa dinding-dinding Jabous. Nabi Ibrahim as datang ke kota Al-Quds pada tahun 1805 SM untuk bertemu dengan Raja Jabous (Maliki Shadiq) yang terkenal dengan pemersatu dan adil, yang kemudian undang-undang kerajaan beliau diberlakukan oleh raja-raja setelahnya. Sedangakan penduduk setempat kebanyakan Bangsa Jabous dan Kan’an. Orang-orang Palestina yang berhijrah dari Laut Ijah menuju Pesisir Palestina berintegrasi dengan penduduk setempat, serta menamainya dengan nama mereka. Mayoritas penduduk tempat itu adalah para bangsawan dari Bangsa Yahudi, Yunani dan Bizantium yang memilih menetap dan berdomisili di sana. Setelah pembebasan yang dilakukan umat Islam, umat Islam dianjurkan untuk berziarah ke Masjid Al-Quds yang penuh berkah, kebanyakan dari mereka terpesona dengan apa yang mereka lihat, seolah-olah tidak ingin beranjak dari Al-Quds selama-lamanya. Semenjak Al-Quds di bawah kekuasaan Daulah Islamiah populasi penduduk bercampur menjadi satu negara dari Bangsa Arab, Kurdi, Afrika, Turki dan Persia, maka bertambah megahlah Al-Quds pada waktu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar