Rabu, 31 Desember 2008

Suriah-Turki Peringatkan Reaksi Berbahaya atas Agresi Israel

DAMASKUS--Suriah dan Turki, Rabu, memperingatkan mengenai reaksi berbahaya atas agresi Israel yang berlanjut ke Jalur Gaza terhadap keamanan dan kestabilan di wilayah itu, demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA.
Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan peringatan tersebut selama satu pertemuan di ibukota Suriah, Damaskus.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan cara untuk menghentikan pertumpahan darah di kalangan rakyat Palestina, mencabut sanksi dan membuka tempat penyeberangan.
Bashar dan Erdogan menganggap "agresi Israel itu terhadap Jalur Gaza telah menghancurkan semua upaya yang dilancarkan guna mewujudkan perdamaian di wilayah itu".
Mereka menambahkan, "Tak mungkin untuk berbicara mengenai perdamaian mengingat sikap keras kepala Israel."
Mereka mendesak negara Arab untuk memikul tanggung-jawab mereka dengan cara menjamin pengiriman semua keperluan hidup dan medis buat rakyat di Jalur Gaza, terutama korban kejahatan Israel.
Mereka "menggaris-bawahi perlunya negara Arab dan Islam bertindak dan memaksa Israel segera menghentikan pembantaian yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina yang tak bersenjata", demikian antara lain isi laporan mengenai pertemuan kedua pemimpin Timur Tengah itu.
Kedua pihak juga menggaris-bawahi perlunya untuk melanjutkan kerjasama dan koordinasi antara kedua negara guna mengakhiri penderitaan rakyat Palestina dan mengirim bantuan bagi keluarga yang terkepung di Jalur Gaza.
Mereka juga menyampaikan penghargaan atas gerakan rakyat Arab, negara Islam dan dunia guna mendukung rakyat Jalur Gaza dan mengakhiri agresi keji Israel.
Jalur Gaza, yang dikuasai HAMAS, menghadapi serangan udara gencar Israel untuk hari kelima berturut-turut Rabu.
Sejak Sabtu lalu, serangan udara gencar terhadap Jalur Gaza telah menewaskan sebanyak 400 orang Palestina dan melukai 2.000 orang lagi.
Pada Senin, Menteri Luar Negeri Turki Ali Babacan mengatakan Turki secara resmi mengakhiri upaya guna mengadakan pembicaraan perdamaian antara Israel dan Suriah di tengah serangan Israel ke Jalur Gaza.
Seorang pejabat senior Suriah dilaporkan mengatakan pada Ahad bahwa Suriah telah menghentikan pembicaraan perdamaian tak langsung dengan Israel sebagai reaksi atas serangan Israel ke Jalur Gaza.
Pada Mei, Suriah dan Israel, yang secara teknis masih berada dalam kondisi perang sejak konflik pertama Arab-Israel pada 1948, memulai pembicaraan tak langsung melalui Turki, setelah perundingan langsung terhenti delapan tahun lalu sehubungan dengan masalah rumit Dataran Tinggi Golan.
Setelah empat babak perundingan, proses tersebut telah terhenti sejak Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengumumkan pada Juli ia akan meletakkan jabatan sehubungan dengan tuduhan korupsi.
Suriah menjadi persinggahan pertama kunjungan Erdogan ke empat negara Timur Tengah.
Sebelum kunjungannya, ia mengatakan kepada wartawan bahwa Turki sangat prihatin dengan perkembangan di Jalur Gaza sejak operasi keji itu dimulai pada Sabtu (27/12) dan tujuan lawatannya ialah "untuk membantu menghentikan perkembangan berbahaya itu".
Erdogan dijadwalkan mengunjungi Jordani setelah meninggalkan Suriah, dan direncanakan bertemu dengan Raja Abdullah II serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Erdogan kemudian akan pergi ke kota pelancongan Laut Merah Mesir, Sharm esh-Sheikh, guna mengadakan pembicaraan dengan Presiden Hosni Mubarak.
Ia juga dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi untuk membahas perkembangan saat ini di wilayah tersebut dengan Raja Abdullah bin Abdel-Aziz. ant/fif

Hari Kelima Agresi Gaza: 400 Gugur dan 2000 Terluka

Gaza: Korban pembantaian Israel di Jalur Gaza terus bertambah. Rumah-rumah warga, masjid dan fasilitas umum menjadi target bombardemen Israel. Hingga Rabu (31/12), jumlah korban gugur mencapai 400-an syuhada dan 2000-an terluka, 300-an di antaranya dalam kondisi kritis.
Aksi pembantaian terakhir Israel mengakibatkan dua orang warga Palestina gugur saat pesawat termpur Israel membombardir wilayah timur Khan Yunis, wilayah selatan Jalur Gaza, Rabu (31/12) sore. Sumber-sumber koresponden Infopalestina menegaskan dua korban sampai ke rumah sakit Nasher dalam kondisi tercabik-cabik tubuhnya.
Pada hari yang sama dua orang dokter meninggal dunia, salah seorang diakibatkan luka yang dialaminya. Sejumlah warga kembali terluka akibat serangan udara yang dilancarkan pesawat tempur Israel di berbagi wilayah di Jalur Gaza yang menghacurkan sejumlah rumah warga.
Pada saksi mata mengatakan, dr. Muhammad Abu Hashira gugur setelah rumahnya di timur kotaGaza dibom pesawat Israel. Pesawat-pesawat termpur Israel juga membom sebuah rumah di utara Jalur Gaza dan mengakibatkan sejumlah warga terluka dan dibawah ke rumah sakit-rumah sakit di utara Jalur Gaza. Sumber medis Palestina mengatakan, dr. Ihad Madhun gugur akibat luka yang dialaminya dalam serangan udara Israel, Selasa (30/12).
Sumber-sumber Palestina menyebutkan pesawat tempur Israel membom sebuah rumah milik keluarga al Fara di Rafah beberapa kali, juga rumah lain milik keluarga Salamah di Khan Yunis. Pesawat Israel juga membom rumah petinggi Brigade Martir al Quds, sayap militer Jihad Islam, Hani Abu Sabt, di Abasan, yang terletak di timur Khan Yunis.
Di kamp pengungsi Nusairat, yang terletak di Jalur Gaza tengah, pesawat tempur Israel membom sebuah mobil. Pesawat lain membom rumah yang sudah ditinggalkan pemiliknya di kampung Tel Hawa, di barat daya kotaGaza.
Menteri Kesehatan Palestina Dr. Baseem Naeem sebelumnya telah menegaskan bahwa korban pembantaian terbuka yang dilakukan Zionis Israel di Jalur Gaza sejak hari Sabtu (27/12), terus bertambah banyak. Terlebih ada ratusan korban luka yang dalam kondisi kritis dan puluhan lainnya masih di bawah puing-puing reruntuhan.
Naeen menegaskan persediaan obat-obatan dan kebutuhan medis lainnya sangat kurang untuk menghadapi kondisi darurat ini. Dia mengungakapkan ada 105 jenis obat-obatan utama yang stoknya nol, 225 kebutuhan medis lainnya stoknya juga nol. Sementara itu 93 bahan khusus laboratoriam stoknya juga nol.
Dalam konferensi pers, Ahad (28/12) malam, Naeem mengatakan 50% mobil ambulan tidak bisa beroperasi karena tidak ada gas dan bahan bakar akibat blockade. Saat ini juga sangat dibutuhkan pembangkit listrik. Naeem menegaskan semua itu sudah terjadi sejak sebelum pembantaian yang dimulai Israel Sabtu lalu dan akibat blockade Israel. Dia mengatakan, “Agresi terjadi di tengah-tengah sikap diam Arab yang membunuh dan persekongkolan dunia.”
Dia menyatakan pasukan penjajah Zionis Israel tidak hanya menggempur isntitusi-institusi dan gedung-gedung namun mulai mengempur fasilitas-fasilits sipil dan rumah-rumah warga. Ada puluhan peringatan unutuk mengosongkan rumah dan ancaman kepada para penghuninya akan dihancurkan di atas kepala mereka. Dia meminta pengiriman tim medis Arab dan rumah sakit-rumah sakit lapangan utuk membantu pengobatan korban luka di saat-saat korban tiba. Dia mengimbau Negara-negara Arab untuk mengirim obat-obatan dan kebutuhan medis secepatnya dan mengganti kekurangan mobil ambulan dengan mengirim mobil ambulan yang siap beroperasi.
Mengenai pengiriman korban luka melalui gerbag Rafah, Naeem mengatakan, “Ada kesulitan membawa korban ke luar Jalur Gaza. Padahal ada banyak korban luka yang sangat serius. Apapun upaya membawa korban dengan tidak aman justru membuat hidup mereka terancam bahaya. Kami masih ingat meninggalnya 6 korban luka di Arisy terakhir.”
Dia mengatakan, “Kami siap membawa korban luka kapan kondisi mereka stabil.” Dia menegaskan bahwa pemerintah Haniyah sudah meminta mobil ambulan Mesir masuk ke Gaza untuk mengevakuasi korban namun mereka menolak dengan alasan politik. Naeem mengatakan, “Siapa yang ingin membantu rakyat Palestina dalam ujian ini maka harus memudahkan sampainya tim dokter dan rumah sakit lapangan masuk secepatnya pada saat-saat sulit di Jalur Gaza.”
Menurutnya, sudah ada ratusan dokter Arab yang menunjukkan kesiapan mereka untuk masuk ke Jalur Gaza. Sebagian mereka sudah bermalam di sisi perbatasan Mesir dari gerbang Rafah berharap bisa masuk. Namun otoritas Mesir menahan mereka.
Dia menambahkan, bahkan tim medis dari departemen kesehatan Palestina sudah berada di sisi Jalur Gaza dari gerbang Rfah sejak pagi untuk menerima bantuan medis Arab, namun otoritas Mesir tidak mengizinkan mereka masuk hingga saat ini.
Naeen mengucapkan terima kasih kepada Negara-negara yang sudah membantu seperti Qatar, Arab Saudi dan Libia. Namun pihaknya kembali meminta Mesir mempermudah masuknya bantuan ini dan membuka gerbang untuk masuk tim tim medis ke Jalur Gaza. (seto)

Rabu, 10 Desember 2008

Did you know?

1. That Masjid Al Aqsa was the second Masjid on earth.

2. That it was built 40 years after the Ka’ba in Makkah.

3. That most scholars are of the opinion that Masjid Al Aqsa was first built by Prophet Adam [as].

4. That Ibrahim [as] rebuilt the Masjid Al Aqsa in Jerusalem with his son Ishaq [as] as he and Ismail [as] rebuilt the Ka’ba in Makkah.

5. That Prophet Daud [as] began the rebuilding of Masjid Al Aqsa.

6. That it was Prophet Sulayman [as] who finally completed the building of Masjid Al Aqsa.

7. That the Masjid Al Aqsa built by Sulayman [as] was destroyed in 587 BC by Nebuchadnezzar King of Babylon.

8. That the Jewish people call this same Masjid Al Aqsa built by Sulayman [as] their Temple.

9. That the Jewish people re-built their Temple on the same site in 167 BC but this was destroyed in 70 AD and Jews were banished from Jerusalem at the same time.

10. That the site of Masjid Al Aqsa remained barren and was used as a rubbish tip for nearly 600 years until the Great Khalifah Umar bin al-Khattab liberated Jerusalem in 637/8 AD.

11. That the caliph Umar bin Khattab ordered the foundations of Masjid Al Aqsa to be laid and a timber mosque was built on the site.

12. That the Umayyad caliph, Abd’ al Malik ibn Marwan in 691/2 [72/73 AH] began the construction of the Dome of the Rock (the Golden Domed Mosque).

13. That the al Buraq wall or Western Wall where Prophet Muhammad [saas] tied al-Buraq on the night journey of al Isra is what the Jewish people call the wailing wall.

14. That Muslims consider the land or the Haram Sharif area to be sacred and holy, not the Masjid buildings that exist there -although these do have historical significances.

15. That the land of the Masjid Al Aqsa contains tow main buildings called Al-Aqsa [Black Domed Mosque] and the Dome of the Rock [the Golden Domed Mosque].

16. That Israel occupied Masjid Al Aqsa in 1967.

17. That fundamentalist Jews have made 100’s of attempts to destroy Al Aqsa since 1967 when they occupied it. A fire in 1967 destroyed the 900 year old Mimbar installed by Salah'ideen Ayubi, the Great Muslim Hero.

18. That many fundamentalist Jews want to re-build their Temple within Masjid Al Aqsa and destroy what exists there now.

Israeli Myths

Israel is a state with an expansionist ideology. It has never defined its own borders and refuses to do so. As a result, it is the Palestinians who face annihilation as none of their historic homeland is safe from Israeli occupation and annexation.

Israel is guilty of creating facts on the ground in order to deeply entrench its occupation of the West Bank. It is also guilty of narrating ‘alternative’ chains of events in its history through its school textbooks and other mediums. Many myths have materialised in this way and are recounted and used by Israel’s apologists in order to justify the actions of the state of Israel. It is important to highlight these misconceptions which are damaging to Palestinians and their cause.

Some myths are listed below, followed by the real facts

Myth 1

Palestine was empty land before 1948 - “A land without a people for a people without a land” – Israel Zangwill

The Fact is ......

This phrase became the potent rallying call for Zionist settlement in Palestine. It was not until 1904 that Zangwill realised there was a fundamental problem with the Zionist programme. In a speech given in New York he explained:

“There is… a difficulty from which the Zionist dare not avert his eyes… Palestine proper has already its inhabitants. The pashalik of Jerusalem is already twice as thickly populated as the United States, having 52 souls to every square mile, and not 25 percent of them Jews” – Israel Zangwill

Myth 2

Zionists have historical/religious rights to the Holy Land

The Fact is ....

Religious Jews believe that the Torah only allows return to Palestine by divine intervention. Human attempts to re-establish Israel are considered heretical and many orthodox rabbis openly condemned Theodore Herzl and the entire concept of Zionism.

Myth 3

Zionism and Judaism are the same

The Fact is....

Theodore Herzl (the founder of Zionism) was not a religious person, and Zionism is a nationalistic doctrine completely separate from religion. Some quotes from his diaries include the following:

‘… I do not obey a religious impulse…’ (Theodor Herzl: Diaries, Victor Gollanz, 1958)

‘… I am agnostic…’ (p54 Theodor Herzl Diaries, passim)

‘… For me, the Jewish question is neither a social nor a religious one… it is a national question… Palestine is our unforgettable historical homeland… the very name would be a powerful rallying cry for our people.’

[Herzl, L’Etat Juif, p. 209]

Myth4

The Israelis claim that in 1948 the Palestinians left their homes of their own accord and that the Arab leaders promoted this via radio broadcasts.

The Fact is .....

An Irish journalist investigating this myth found that not a single appeal or order was broadcast on radio from Arab leaders during that time. However, evidence was found that Zionist stations broadcasted in Arabic urging Palestinians to leave their homes. [The spectator, 12th May 1961]

Zionist gangs were responsible for numerous massacres and atrocities which were used to frighten other Palestinians into fleeing their homes. The massacre at the Deir Yassin village on April 9 and 10, 1948, was the best documented. This was the bloody and violent killing of 250 people; men, women and children. News of the Massacre was circulated far and wide to terrify other Palestinians who dared remain in their homes. The Zionist trickery worked and thousands of Palestinians began to flee for their lives, leaving their homes and belongings behind – never to return.

Myth 5

Israel is occupied by Palestinians

The Fact is ......

The deliberate use of terminology such as ‘terrorists’ and ‘militants’ when referring to the Palestinians, and ‘authorities’ and ‘army’ when referring to the Israelis has created confusion in the minds of many people about the nature of the conflict.

In 2004, a study at Glasgow University revealed that many Brits believed, based on the way the news is reported, that it was the Palestinians who were occupying Israel. In 2006, one newspaper even reported that Israel was being occupied by Palestinians, revealing new depths in the level of the unawareness.

There is obviously no doubt that Israel is occupying Palestinian land. The United Nations Security Council in Resolutions 446, 465 and 484, among others, resolved that the West Bank, East Jerusalem, and Gaza are occupied and that the Fourth Geneva Convention provisions regarding occupied territories apply. In addition, the International Court of Justice in its decision on the separation barrier, ruled that the West Bank, Gaza Strip and East Jerusalem are occupied

Myth 6

The Arabs started the 1967 war

The Fact is .......

“The Egyptian Army concentrations in the Sinai approaches do not prove that Nasser was really about to attack us. We must be honest with ourselves. We decided to attack him”.
- Menachem Begin, Israeli Prime Minister, June 1967

“We would send a tractor to plough some area where it wasn’t possible to do anything, in the demilitarised area, and knew in advance that the Syrians would start to shoot, if they didn’t shoot, we would tell the tractor to advance further, until in the end the Syrians would get annoyed and shoot. And then we would use artillery and later the air force also, and that’s how it was”
- Moshe Dayan, Israeli Defence Minister during the 1967 war
- The New York Times, May 11th, 1997

Myth 7

Criticism of Israel/Zionism is anti-Semitism

The Fact is ....

Anti-Zionism is often equated with anti-Semitism by Israeli supporters who wish to silence all criticism of Israel, regardless of how legitimate it may be. Thus, many who criticize Israeli actions and highlight Israel’s gross human rights abuses are unjustly and wrongly accused of being anti-Semitic.

In reality, Anti-Zionism is the opposition to Zionism as an international political movement for the creation of an exclusively Jewish state in the land of Palestine. By its very nature, such a state is discriminatory and racist towards all non-Jews, especially the native Palestinians. Many anti-Zionists support a one-state solution where the land will be inhabited by all the people there, both Israeli and Palestinian without discrimination.

Anti-Semitism is defined in the New Oxford Dictionary of English as follows:

Semite: member of any of the peoples who speak or spoke a Semitic language, including in particular the Jews and Arabs.

Origin from modern Latin Semita via late Latin from Greek Shem, son of Noah (as) in the Bible, from whom these people were traditionally believed to be descended from.

Semitic: 1. Relating to or denoting a family of languages that includes Hebrew, Arabic, and Aramaic and certain ancient languages such as Phonecian and Akkadian, constituting the main subgroup of the Afro-Asiatic family.

Semitic: 2. Of or relating to the peoples who speak these languages, especially Hebrew and Arabic.

It is clear that anti-Zionism and anti-Semitism are very different to each other. While anti-Semitism is condemned with no exception, anti-Zionism on the other hand is a legitimate position.

Separuh Anak Gaza Mengalami Kekuarangan Darah, Puluhan Terancam Maut

Gaza: Lembaga HAM Palestina mengingatkan bahaya memburuhknya kondisi kesehatan anak-anak di rumah sakit – rumah sakit Jalur Gaza, khususnya mereka yang baru saja di lahirkan. Akibat dari terputusnya aliran listrik karena pengetatan blockade penjajah dan penutupan penjajah serta larangan masuk seluruh kebutuhan hidup dan kemanusiaan.
Sebuah Lembaga Independen untuk Hak Warga, dalam laporannya mengatakan, ancaman terputusnya listrik tidak saja mengancam hidup bayi yang baru lahir. Namun juga mengancam 23 anak yang terkena gagal ginjal, 58 anak yang terkana kanker, 43 anak yang mengalami sakit jantung. Mereka semua dalam ancaman bahaya yang serius pada saat berhentinya peralatan medis yang digunakan pada saat terputusnya aliran listrik secara mendadak.
Laporan ini menyatakan bahwa lebih dari 46% anak-anak Jalur Gaza mengalami kekuarangan darah dan buruknya gizi makan. Hal itu dikarenakan keluarga mereka yang menganggur dari bekerja dan tidak adanya jaminan anak-anak mereka mendapatkan makanan yang layak di tengah-tengah blockade dzalim terhadap Jalur Gaza.
Laporan ini juga menjelaskan bahwa “sanksi massal yang diberlakukan Israel terhadap warga Jalur Gaza melalui larangan masuknya pasokan bahan bakar, gas dan bahan medis ke Jalur Gaza, turut andil dalam memperburuk kondisi kesehatan anak-anak di Jalur Gaza. Hingga sampa pada tingkat tragedy yang tidak terduga sebelumnya.” (Sumber: InfoPalestina.com)

Pejabat Internasional: PBB Mesti Terjemahkan Kecamannya Terhadap Blokade Gaza

Jenewa – Infopalestina: Seorang pejabat HAM internasional menegaskan bahwa PBB harus menerjemahkan kecamannya terhadap blokade Jalur Gaza dalam sikap dan tindakan nyata. Ia menegaskan bahwa sudah saat kini dunia internasional membebaskan Jalur Gaza dari blokade.
Richard Falik, pejabat HAM untuk Palestina mengatakan kemarin Selasa (9/12) bahwa krisis kemanusiaan Gaza harus dihentikan segera. Ia menegaskan bahwa PBB harus menerjemahkan kecamannya terhadap blokade Jalur Gaza dalam sikap dan tindakan nyata.
Ia mengisyaratkan bahwa Sekjen PBB Ban Ki-Mon dan ketua Majlis Umum PBB, Michael Daskoto, pejabat HAM, Nave Belai sebelumnya mengisyaratkan bahwa mereka sangat resah dengan tragedy yang ada di Jalur Gaza.
Falik mengisyaratkan bahwa pemerintah penjajah Israel masih mengepung dan memblokade Gaza dan tidak memberikan sedikitpun makanan dan bahan bakar ke sana. Ia menilai tindakan Israel itu adalah pemberian sanksi massal.
Ia menegaskan bahwa kini sudah saatnya dunia internasional dalam hal ni PBB mengambil sikap tegas dan berusaha menerapkan apa yang menjadi tanggungjawabnya. (Sumber: InfoPalestina.com)

Kapal Al-Karamah Tembus Blokade, Warga dan Pemerintah Sambut

Gaza: Kapal Al-Karamah berhasil menembus blokade dan tiba di pantai Gaza kemarin sore Selasa (9/12) yang tiba dari pelabuhan Larnka Cyprus. Kapal ini bermuatan aktifis solidaritas internasional dan bantuan medis. Aksi ini tergolong berani di tengah ancaman Israel akan menghalangi kapal tersebut.
Tak pelak, warga Gaza dan pejabat pemerintah fasilitator Palestina serta media masa menyambut mereka dengan gegap gempita dan suka cita. Perjalanan kapal ini diorganisir oleh gerakan “Gaza merdeka”.
Aleg Palestina, Jamal Hidlri, ketua komite rakyat anti blokade menyambut kapal Al-Karamah dari Cyprus dengan sambutan yang luar biasa sebab kapal itu telah berhasil menantang keputusan-keputusan Israel yang mengancam akan membendung siapapun yang hendak melaju ke Jalur Gaza. Hidlri memberikan penghormatan kepada gerakan “Gaza Merdeka” yang mengorganisir perjalanan kapal baru ini dalam sebuah misi penting membebaskan Jalur Gaza dari blokade. Terutama setelah Israel menghalangi kapal dari Libia, Qatar, dan kapal Palestina dari wilayah jajahan 1948. Ia menilai waktu kedatangan kapal ini sangat tepat sebab blokade pada saat ini sudah rapat mengepung Jalur Gaza sehingga harus dilakukan aksi-aksi Arab, asing dan internasional terus menerus untuk mengakhiri blokade.
Di Brussel, Aksi Anti Blokade menegaskan kepada Infopalestina bahwa bertambahnya perjalanan kapal laut ke Jalur Gaza terutama melalui Larnka ke Gaza akan terus dilakukan pada pekan-pekan dan bulan-bulan ke depan. Kapal Al-Karamah yang tiba kemarin merupakan perjalanan laut keempat di jalur tersebut.
Di Gaza, Hidlri menegaskan, “Kita tidak boleh putus asa karena sebagian kapal tidak berhasil menembus Jalur Gaza karena dihalangi Israel,”.
Dia menyampaikan salam pernghormatan kepada para aktivis solidaritas yang datang dengan kapal dan berterima kasih atas upaya mereka dalam menghancurkan blockade Gaza.(Sumber: InfoPalestina.com)

Senin, 17 November 2008

Tolak Seruan Internasional, Israel Lanjutkan Tutup Perlintasan Gaza

Nazaret: Pasukan penjajah Israel menyatakan melanajutkan penutupan perlintasan Jalur Gaza sejak 5 November ini. tidak peduli dengan seruan PBB serta lembaga-lembaga yang ada di bawahnya dan komisariat Eropa agar membuka blockade segera.
Radio Israel mengatakan, Menhan Israel Ehud Barak telah memutuskan melanjutkan penutupan perlintasan dengan dalih terus terjadi serangan mortar dan roket ke arah permukiman-permukiman Yahudi.
Faksi-faksi perlawanan Palestina mengatakan pihaknya hanya melakukan aksi balasan atas aksi-aksi kejahatan, agresi dan pembunuhan yang dilakukan penjajah Zionis Israel. Aksi-aksi militer Israel ini dianggap sebagai awal pelanggaran kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Dalam pada itu, sumber-sumber media menyebutkan niat penjajah Israel untuk membuka perlintasan Karem Abu Salem hari ini, Senin (17/11), dengan perkecualian, untuk memberikan izin masuk 23 kontainer yang membawa bahan bantuan ke Jalur Gaza.
Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East) sebelumnya telah menyatakan menghentikan pembagian bantuan kemanusiaan karena sudah tidak punya cadangan apa-apa. Sementara itu terputusnya aliran listrik di sebagian besar wilayah Jalur Gaza telah memperburuk kondisi kesehatan, lingkungan dan kerja. (Sumber:InfoPalestina)

Livni: Gencatan Senjata Berakhir, Balasan Akan Terarah kepada Hamas

Al-Quds : Menlu Israel Tzepi Livni mengancam gerakan Hamas menjadi target serangan militer Israel sebagai balasan atas roket yang diserangkan Hamas dari Jalur Gaza.
Livni yang memimpin partai Kadema menilai bahwa gencatan senjata tidak lagi berlaku dan sudah berakhir dan Hamas bertanggungjawab atas hal itu.
Sejumlah media Israel menegaskan dalam sidang pekanan di fraksi Kadema di parlemen Israel kemarin Senin (17/11) bahwa balasan Israel atas serangan roket akan diarahkan kepada Hamas.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Israel, Shaol Movaz menyerukan untuk dihentikannya perundingan-perundingan dan mulai menerapkan aksi pembantaian-pembantaian terhadap kader perlawanan Palestina, terutama dari elit hamas dan harus menyiapkan rencana serangan dan menyampaikan kepada majlis mini di parlemen Israel. (Sumber:InfoPalestina)

Perlintasan Karem Abu Salem Dibuka untuk Bahan Makanan Terbatas

Gaza: Direktur Kantor Menteri Ekonomi Palestina Ir. Hatim Uwaidha menegaskan gerbang perlintasan Karem Abu Salem telah dibuka, Senin (17/11) pagi. Sejumlah bahan makanan dan bantuan dalam jumlah terbatas diizinkan masuk Jalur Gaza.
Uwaidha mengatakan, “Akan masuk (ke Jalur Gaza) dalam jumlah sangat terbatas berupa bantuan kemanusiaan dari Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East) dan sebagian susu dan bahan yang dibekukan untuk sector khusus di Jalur Gaza, yang diangkut dengan hanya beberapa container saja.”
Dia menjelaskan sejuamlah container yang akan masuk ke Jalur Gaza hanya sebanyak 30 kontainer. Sebanyak 12 di antaranya membawa bahan yang dibekukan dan susu untuk sector khusus. Selebihnya mengangkut bantuan kemanusiaan milik UNRWA dan lembaga internasional lainnya.
Berkaitan dengan perlintasan lain, Uwaidha menegaskan semua masih tertutup kecuali gerbang perlintasan Nahal Oz atau gerbang al Minthar (Karni). Dia mengisyaratkan bahwa sampai detik ini belum ada bahan bakar yang masuk ke Jalur Gaza. Gerbang perlintasan masik ditutup dan belum dibuka sejak ditutup. (Sumber:InfoPalestina)

Minggu, 16 November 2008

Jeng dan Khudari Minta Masyarakat Internasional Secepatnya Selamatkan Gaza

Gaza: Direktur Operasi Perwakilan PBB Uurusan Pengungsi UNRWA di Gaza, Jhon Jeng dan Ketua Komisi Penanganan Blokade, Jamal Khudari meminta Sekjen PBB, Ban Ki Mon serta juru runding Uni Eropa, Benita Fiero dan seluruh pejabat di seluruh dunia mendesak Israel agar menghentikan penyiksaanya terhadap Gaza.

Jeng menegaskan hal tersebut dalam pertemuanya dengan Jamal Khudari di kantor UNRWA di Gaza Sabtu (15/11) bahwa tuntutanya bukan hanya pembukaan perlintasan untuk memasukan bahan makanan. Akan tetapi, pembukaan semua perlintasan untuk mengembalikan kehidupan yang normal sebagaimana terjadi dahulu sebelum terjadinya blockade.

Jeng menyebutkan, apa yang terjadi di Gaza saat ini, sangat berbahaya. Israel tidak pernah menghormati kesepakatan gencatan yang sudah berlangsung lima bulan ini. Buktinya mereka masih menutup semua perlintasan yang mengakibatkan menyusutnya bahan makanan. Sementara persediaan yang ada di UNRWA telah habis. Di samping setasiun listrik yang ada di Gaza berhenti total akibat tidak adanya pasokan minyak.

Jeng mengisyaratkan, Israel tidak pernah mengizinkan sejumlah lembaga bantuan social untuk melintasi Rafah sejak 12 hari yang lalu.

Jeng mempertanyakan, sebab hukuman Israel terhadap Jalur Gaza. Jika sebabnya karena pemilihan rakyat terhadap Hamas di parlemen, tetapi 50 % penduduk Gaza adalah anak-anak yang tidak ikut dalam pemilu. Kenapa mereka disiksa ??

Khudari mengungkapkan ajakanya untuk mengeluarkan perlintasan dari wilayah konflik. Ia mengisyaratkan perlintasan dibuat untuk mempermudah kehidupan bukan sebaliknya. Oleh karena itu aksi Israel tersebut harus segera dihentikan. Sementara itu, Komisi Rakyat untuk penanggulangan blockade akan terus melakukan peranya dalam rangka menghentikan penderitaan rakyat di Gaza. pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengaqn UNRWA untuk menyelamatkan Gaza dari bencana blockade. (Sumber: InfoPalestina)

Tsunami Dana dan Bantuan AS ke Israel

Banyak pakar Israel memperkirakan krisis keuangan dunia akan berimbas buruk dalam aliran bantuan AS ke Israel. Termasuk bantuan militer dan keamanan Israel. Sehingga Israel tidak akan berhenti membiarkan hal itu dan pasti akan mendesak bantuan seperti biasa.

Meski Obama dan John McCain pernah berjanji di depan konferensi AIPAC menghormati penambahan dukungan militer kepada Israel, namun janji itu dilontarkan sebelum jatuhnya bursa saham, saham-saham lembaga keuangan, lembaga asuransi dan perusahaan property.

Sebagian pakar Israel memperkirakan bahwa situasi ini akan mendorong Israel terpaksa kompromis dari sebagian dari bantuan yang diterimanya dari AS. Namun jika bursa saham naik, peluang kerja meningkat maka bantuan kembali akan mengucur seperti sebelumnya sebelum terjadi krisis.

Berdasarkan hal ini, gagasan-gagasan yang diajukan oleh pakar Israel condong kepada bahwa Israel harus menghindar dari menekan AS akibat krisis keuangan AS dan mengurangi ketergantungannya dari bantuan AS.

Apalagi bulan-bulan ke depan, Israel akan turut merasakan krisis di AS. Karenanya, pakar Israel mengusulkan agar badan keamanan dan dinas keuangan Israel untuk bersiap-siap mengurangi kemungkinan berkurangnya bantuan dana AS kepada mereka.

Mereka juga meminta kepada militer Israel untuk menunda bantuan pesawat tempur, kapal perang baru, dan berfikir untuk menciptakan solusi alternative seperti mempersiapkan peralatan perang untuk jangka panjang. Perundingan damai yang mewajibkan Israel untuk menarik diri dari Tepi Barat dan dataran tinggi Golan akan dijadikan pembenaran untuk mengajukan permohonan bantuan besar dari Amerika untuk biaya keamanan.

Di tahun lalu, Israel berhasil menandatangani kesepakatan dengan presiden Bush bantuan 2,350 milyar Syekal untuk Israel dalam rangkaian bantuan militer. Di tahun ini bantuan 2,55 milyar Syekal akan diterima Israel atau lebih banyak dari tahun sebelumnya dengan selisih 150 juta Syekal. Menurut rencana peningkatan bantuan akan berkisar 3 juta syekal setiap tahun.

Bantuan dana sisanya sekitar 1/6 dari anggaran militer Israel yang kebanyakan digunakan untuk alokasi pembelian pesawat dan senjata militer Israel. Sementara pihak militer Israel sendiri menilai bahwa setiap kekurangan bantuan militer AS sebagai tindakan pembangkangan terutama pada saat meningkatnya ancaman Iran.

Bantuan keamanan AS untuk Israel antara tahun 1948 – 2007 sudah mencapai lebih dari 70 milyar dolar. Bantuan itu bisa dibagi menjadi tiga fase. Di awal tahun 1970 an bantuan keamanan sangat sedikit dan hanya 63 juta dolar.

Bantuan bertambah hingga mencapai 600 juta dolar setahun di tahun 70 an. Ketika Israel menarik diri dari gurun Sinai dalam rangkaian kesepakatan perdamaian dengan Mesir bantuan meningkat hingga mencapai satu milyar dollar dalam setahun. Artinya Israel sejak akhir tahun 70 an, Israel memperoleh 50 persen bantuan keamanan dari Amerika di banding dari untuk Negara-negara lain.

Ini belum bantuan khusus AS untuk Israel seperti bantuan khusus penempatan pasukan WYE2000 di tahun 1979 dan bantuan khusus penempatan pasukan persiapan perang di Irak tahun 2003.

Disamping itu berdasarkan kesepakatan AS dan Israel dari tahun 1998, bantuan ekonomi menurun hingga 1200 juta dolar sementara bantuan keamanan meningkat separuh dibanding bantuan ekonomi.

Diperkirakan bantuan keamanan AS pasca krisis keuangan dunia di tahun 2008 akan berkisar hanya 2400 juta. Bantuan ini digunakan untuk pembelian peralatan tempur dan bahan bakar pesawat. Beberapa tahun belakangan AS memberikan izin penggunaan dana 25 persen dari jumlah bantuannya kepada Israel untuk pembiayaan local namun tetap dalam konteks sumber perimbangan keamanan bagi Israel. (Sumber: InfoPalestina)

*Kolumnis Palestina tinggal di Damaskus

Israel Bantai 4 Pejuang Alawiyah Nasher

Gaza, Sejumlah pesawat pengintai Israel kemarin pagi Ahad (16/11) membantai empat pejuang Batalion Alawiyah Nasher Shalahuddin, sayap militer perlawanan rakyat. Saat mereka sedang berjaga di perbatasan timur GazaCity, sebuah roket Israel menghantam mereka.

Sumber-sumber medis menyebutkan kepada Infopalestina, empat jasad korban syahid tiba di RS Asy-Syifa dengan kondisi terbakar dan tidak utuh. Sumber mengisyaratkan bahwa sejumlah warga lainnya mengalami luka akibat serangan di wilayah timur Gaza.

Sumber-sumber di Alawiyah Nasher Shalahudin menyebutkan kepada Infopalestina bahwa keempat syuhada itu berasal dari kader mereka dan sebagianya dari jajaran komandan lapangan.

Sumber menyebutkan bahwa keempat syuhada adalah Thalal Amudi (20), Ahmad Al-Halw (19), Muhammad Hasunah (19), dan Basim Uff.

Abu Mujahid, jubir komiter perlawanan menyebutkan bahwa Israel sudah keluar dari kesepakatan gencatan sekarang sejak dua pekan lalu dengan berbagai eskalasi kekerasan yang mereka lakukan. Karenanya, Israel harus bertanggunjawab. Sebab selama tiga pekan terakhir Israel telah membantai 16 pejuang Palestina dari berbagai faksi perlawanan Palestina. (Sumber: InfoPalestina)